www.antarakalbar.com

http://antarakalbar.com/
Menjadi "Sahabat Rakyat Kecil" bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, perlu pengorbanan dan keikhlasan dalam bertindak dan mengambil suatu keputusan hati nuraniku selalu mengatakan untuk tetap bersahabat, karena aku bagian dari mereka akan kuabdikan diriku sebagai pejuanganmu menuju kebahagiaan bersama....
Powered By Blogger

Sabtu, 31 Maret 2012

PERAHU BERMOTOR BBG SOLUSI HEMAT BAGI NELAYAN KUBU RAYA


Sungai Raya, Kalbar, 29/3 - Sebagai kabupaten yang memiiki luas wilayah laut 760 Km2 dan luas perairan umum dengan garis pantai sepanjang 149 Km menjadikan 30 persen dari 500 ribu lebih masyarakat Kubu Raya berprofesi sebagai nelayan.
Potensi perikanan yang cukup besar di kabupaten itu membuat masyarakat Kubu Raya yang tinggal di daerah pesisir banyak bergantung dari hasil laut dan sungai yang tersebar di sembilan kecamatan yang ada.
Malangnya, dengan mahalnya harga Bahan Bakar Minyak membuat para nelayan yang ada di Kubu Raya sulit untuk meningkatkan taraf kehidupan mereka. Pasalnya dengan harga BBM subsidi untuk nelayan sebesar Rp 4.500 per liter yang berlaku saat ini, hanya cukup untuk mendukung kebutuhan hidup sehari-hari. Nelayan tidak mampu memberikan kehidupan yang layak bagi keluarganya dan pada akhirnya, mereka tetap terjerat dalam kemiskinan.
Dengan rencana kenaikan BBM oleh pemerintah puesat per-1 April mendatang, tentu kondisi tersebut akan terus memperparah nasib para nelayan karena harga BBM yang semakin tinggi tentu akan memperbesar biaya operasional nelayan untuk melaut.
"Awalnya kita prihatin karena hasil tangkap masyarakat nelayan yang kecil harus diberatkan dengan mahalnya harga BBM dan dari kondisi tersebut, saya selaku putera daerah Kabupaten Kubu Raya merasa terpanggil untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para nelayan. Makanya kita mencoba mencari solusi dari semakin mahalnya harga BBM itu dengan menciptakan teknologi tepat guna yang kita sebut Mixer (pencampur) pada mesin bermotor yang digunakan pada sampan nelayan," kata Amin, penemu alat Mixer pada mesin sampan bermotor di Sungai Raya, Kamis.
Amin menjelaskan, mixer adalah alat yang digunakannya untuk menjadikan gas elpiji sebagai pengganti BBM pada mesin sampan bermotor. Dengan alat itu juga, mesin sampan bermotor yang notabenenya menggunakan mesin Robin tidak mengubah fungsi BBM, sehingga masyarakat dapat memilih alternatif bahan bakar yang akan digunakan, apakah gas elpiji atau BBM secara bergantian.
"Mungkin di darah lain sudah banyak penemu yang mengganti BBM dengan gas elpiji pada mesin kendaraan bermotor, namun fungsi mesin tersebut hanya bisa menggunakan satu bahan bakar saja. Namun dengan Mixer ini, masyarakat masih bisa menggunakan BBM dan gas elpiji secara bergantian, tanpa mengubah fungsi mesin itu sendiri," katanya menjelaskan.
Mixer itu dipasang dekat dengan kaburator mesin dan menggunakan tuas panel yang memudahkan masyarakat mengganti penggunaan bahan bakar. Dengan alat itu juga, para nelayan dipastikan bisa menghemat penggunaan gas elpiji hingga lima kali lipat dari pada menggunakan BBM.
"Dengan menggunakan bahan bakar gas elpiji, nelayan dan masyarakat bisa menghemat lima kali lipat biaya yang dikeluarkan selama ini. Selain itu, dengan menggunakan bahan bakar gas, juga mengurangi emisi, karena mesin yang menggunakan bahan bakar gas ini sama sekali tidak mengeluarkan asap dan berbeda jika menggunakan mesin dengan bahan bakar bensin dan solar, "tuturnya.
Kelebihan lainnya, onderdil dan isi dalam mesin juga tidak cepat kotor dan suara yang dikeluarkan mesin lebih halus sehingga tidak berisik.
Dia menyatakan, dengan menggunakan bahan bakar gas, jelas akan menghemat pengeluaran para nelayan. Pasalnya, satu tabung gas bisa digunakan untuk perjalanan selama sepuluh jam dengan jarak tempuh lebih dari 20 kilometer," kata Amin.
Amin dan Tim yang dipimpinnya sudah melakukan riset untuk pengembangan mesin tersebut selama enam bulan dan sudah melakukan beberapa kali uji coba dan hasilnya sangat memuaskan.
"Kita harapkan dengan adanya pengembangan mesin ini bisa mengurangi beban nelayan dan meningkatkan pendapatan mereka sehingga upaya peningkatan kesejahteraan kehidupan nelayan bisa tercapai. Kita sangat bersyukur pemerintah Kubu Raya sangat mengapresiasi apa yang kita lakukan, bahkan pak Bupati Muda Mahendrawan siap untuk mensupport penuh," katanya.
Pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai wirausaha itu juga menyatakan, pihaknya akan terus mengembangkan mesin bebahan bakar gas itu. Bahkan rencanya bulan April nanti pihaknya akan melajukan uji coba pada kendaraan motor roda tiga, sejenis Tosa.
"Semuanya sudah siap, mesin juga sudah kita rakit, tinggal melakukan uji coba saja. Kita akan terus melakukan terobosan ke depan, bahkan kita akan melakukan modifikasi pada mesin bebahan bakar diesel agar bisa juga menggunakan bahan bakar gas," kata Amin.
Dia menjelaskan, saat ini perbandingan penghematan mesin berbahan bakar gas dengan BBM adalah satu berbanding lima, namun akan terus terus ditingkatkan penghematannya hingga satu berbanding sepuluh.
Amin juga mengatakan, saat ini perahu bemotor dengan bahan bakar gas tersebut sudah bisa digunakan pada mesin bermotor dengan CC 160 dan 200. Namun, pihaknya masih belum cukup puas dan akan terus melakukan pengembangan terutama untuk menghemat penggunaan gas elpiji.
"Saat ini, dalam satu hari kita bisa memproduksi 30 buah Mixer, namun tidak menutup kemungkinan ke depan kita bisa meningkatkan produksi kita," katanya.

***Kubu Raya Serius Kembangkan Perahu Bermotor BBG***
Pemerintah Kabupaten Kubu Raya membuka peluang kepada masyarakat untuk membuat terobosan dan mencari solusi dari berbagai permasalahan yang ada d lapangan. Seperti permasalahan kesulitan nelayan untuk mendapatkan BBM sebagai salah satu kebutuhan mereka untuk melaut.
"Karena sudah ada masyarakat yang menemukan solusinya, makanya kita sebagai pemerintah mensupport hal tersebut," kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Kamis.
Bahkan, lanjut Muda, pihaknya juga akan mencoba meminta kepada kementrian terkait untuk mendukung program itu agar pemanfaatan gas untuk memenuhi kebutuhan akomodasi masyarakat bisa terus digalakkan.
"Ini merupakan upaya kita untuk mncari jalan keluar bagi kesulitan yang dihadapi masyarakat kecil, seperti masyarakat nelayan. Kita berupaya untuk memberikan jalan keluar bagi masyarakat, dan pemerintah Kubu Raya akan terus memberdayakan masyarakat," katanya.
Karena pihaknya sudah serius untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi masyarakat, diharapkan pemerintah provinsi dan pusat bisa mensupport apa yang telah dilakukan pemerintah Kubu Raya.
"Ini juga menjadi bukti bahwa Kubu Raya sudah bisa menujukkan eksistensinya dalam membangun Indonesia sesuai dengan motto Kubu Raya Untuk Indonesia. Dan itu menjadi bukti bahwa otonomi daerah bisa berhasil dan memberikan konstribusi positif dalam pembangunan Indonesia," tuturnya.
Jadi dengan adanya bukti itu, Muda mengharapkan pemerintah pusat tidak men-generalisasikan semua daerah, karena dengan adanya otonomi daerah, justru daerah otonom tersebut bisa lebih kreatif dalam mengembangkan program-program yang mendukung masyarakat, karena program yang digalakkan pemerintah Kubu Raya semuanya diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lebih berpihak kepada masyarakat kecil," katanya.
Bupati yang berangkat dari jalur perseorangan itu menjelaskan, pengembangan mesin berbahan bakar gas itu dilakukan sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat kecil, khususnya para nelayan yang selama ini terus terbebani dengan mahalnya harga BBM.
"Kami rasa ini sangat tepat sekali di saat pemerintah pusat berencana akan menaikkan harga BBM, masyarakat nelayan tidak perlu khawatir karena kita akan mengantisipasinya dengan mengkonfersi bahan bakar minya ke gas. Dan ini bukti nyata pembelaan kita kepada masyarakat kecil, sehingga masyarakat nelayan tidak perlu kahwatir jika harga bensin naik," kata Muda.
Muda menyatakan, konfersi minyak ke gas untuk sampan bermotor itu akan terus di kembangkan ke daerah lainnya. Bahkan Pemkab Kubu Raya akan menggandeng pelajar SMK yang ada di kabupaten itu untuk mengembangkan mesin bermotor tersebut.
Dikatakannya, jika saat ini masih sampan bermotor yang menggunakan mesin berbahan bakar gas tersebut, tidak menutup kemungkinan ke depan mesin kendaraan lainnya juga bisa dikembangkan dengan menggunakan dua alternatif bahan bakar seperti yang sudah dikembangkan pada sampan bermotor yang sudah dilakukan tim dari dinas perikanan Kubu Raya.
"Wilayah Kubu Raya ini sebagian besar adalah perairan sehingga dengan adanya mesin itu tentu bisa meringankan beban masyarakat. Karena selama ini yang menggunakan sampan bermotor itu bukan hanya nelayan, tetapi juga petani yang menganggkut hasil buminya ke konsumen atau pasar,"kata Muda.

***Libatkan CSR Dalam Pengembangan Perahu Bermotor BBG***
Untuk memproduksi perahu bermotor Berbahan Bakar Gas, pemerintah Kabupaten Kubu Raya akan memanfaatkan program CSR dari setiap perusahaan terutama BUMN untuk mensupport temuan masyarakat tersebut
"Berapa BUMN seperti, Pertamina, Perbankan, dan beberapa perusahaan swasta lainnya sudah siap untuk mendukung program penggunaan bahan bakar gas pada perahu bermotor milik nelayan. Bahkan, nantinya, kita yakin akan semakin banyak pihak ketiga yang akan ikut mendukung kita, karena program itu benar-benar berpihak kepada masyarakat kecil," kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawa.
Pihaknya juga yakin, program itu jauh lebih bermakna serta membuka peluang bagi masyarakat untuk terus bekerja keras dari pada program yang BLT yang justru hanya memanjakan masyarakat, seperti yang dilakukan pemerintah pusat saat ini.
"Ini akan terus kita kembangkan, tidak hanya perahu bermotor ini saja, tetapi juga untuk kendaraan lainnya. Kita akan terus menggadang program seperti ini, karena meski teknologi ini sifatnya sederhana, namun bisa dilihat sendiri hal itu sangat mengena langsung kepada masyarakat kecil," tuturnya. Bayangkan saja, lanjut Muda, jumlah nelayan Indonesia saat ini berkisar 2,7 juta jiwa dan 80 persen di antaranya adalah nelayan skala kecil dan tradisional yang sangat menggantungkan hidupnya dari hasil laut.
Muda berani memastikan, permasalahan mahalnya harga BBM bukan hanya menjadi kendala utama bagi nelayan yang ada di Kubu Raya, tetapi juga nelayan di kabupaten dan provinsi lainnya di seluruh Indonesia.
"Jika kita menerapkan teknologi tepat guna ini, bisa dipastikan lebih dari 2 juta nelayan Indonesia akan sangat terbantu," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Ikan Tangkap Dinas Perikanan dan Kelautan Kubu Raya, Jemain mengatakan, saat ini pihaknya sudah membentuk tim dan mencoba mengembangkan teknologi tepat guna dengan mengkonfersi minyak bensin ke gas.
Dia menyatakan, pengembangan mesin tersebut sengaja di lakukan oleh pemerintah Kubu Raya untuk mengurangi beban para nelayan dan masyarakat yang menggunakan transportasi air. Karena selama ini jika menggunakan bahan bakar bensin dan solar, jelas menjadi hal yang memberatkan bagi para nelayan dan masyarakat.
Sebagai tahap awal, pada tahun ini, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya akan menyalurkan bantuan 100 buah sampan bermotor kepada para nelayan yang ada di daerah pesisir di kabupaten itu.
"Tahun ini kita telah menganggarkan bantuan 100 buah sampan bermotor bagi nelayan. Bantuan itu akan kita berikan sekitar pertengahan tahun 2012 ini," katanya.
Berkaitan dengan pebagian 100 buah sampan bermotor tersebut, pihaknya berencana untuk melakukan modifikasi pada mesin sampan tersebut dengan mengganti penggunaan bahan bakar dari bensin ke gas elpigi ukuran tiga kilogram.
Hal tersebut dilakukan pihaknya untuk meringankan beban para nelayan yang selalu merasa terbebani dengan tingginya harga bahan bakar. Namun, dengan pengguaan mesin berbahan bakar gas tersebut, pihaknya yakin bisa menekan pengeluaran para nelayan.
"Pasalnya dengan menggunakan bahan bakar gas, lebih hemat empat kali lipat dari pada menggunakan bensin. Secara estimasi, jika nelayan selama ini mengeluarkan anggaran Rp100 ribu setiap melaut, dengan menggunakan gas nelayan cukup mengeluarkan anggaran Rp25 ribu saja,"tuturnya.

***Nelayan Sambut Baik Program Pemerintah Kubu Raya***
Terobosan baru yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya dalam mengantisipasi kenaikan BBM dengan membuat kapal menggunakan Perahu Bermotor dengan menggunakan BBG, mendapat acungan jempol dari nelayan yang ada di Kubu Raya.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kubu Raya, Bachtiar mengatakan pihaknya sangat menyambut baik terobosan tersebut, karena akan membantu masyarakat di tengah kesulitan BBM saat ini.
"Kami sangat mengapresiasi Pemkab Kubu Raya yang telah mencarikan solusi dari kenaikan harga BBM ini yang berdampak kepada nelayan. Namun jangan berhenti sampai di situ untuk membuat terobosan yang baik, namun harus terus di kembangkan agar dapat di rasakan oleh masyarakat luas," kata Bachtiar.
Menurutnya saat ini para nelayan mengeluh dengan rencana kenaikan harga BBM yang akan di lakukan pemerintah pusat. Karena ketika BBM belum mengalami kenaikan, nelayan sudah susah, sehingga tidak menutup kemungkinan dengan rencana kenaikan harga BBM akan membuat nelayan semakin merasa susah.
"Jika BBM terus mengalami kenaikan, tentu nelayan akan semakin kesusahan. Saat ini yang ada di lapangan berkisaran Rp5 hingga 6 ribu perliternya, jika bisa jangan sampai mengalami kenaikan lagi," ucapnya.
Bachtiar menuturkan pembuatan perahu bermotor dengan BBG tersebut merupakan salah satu solusi yang membawa angin segar untuk nelayan. Namun dirinya mengharapkan agar keberadaan gas untuk bahan bakar tidak sulit seperti ketika menggunakan bensin.
"Jika bisa terdapat pangkalan gas di lokasi strategis untuk nelayan, tentu agar para nelayan tidak kesulitan mencari gas ketika gas tersebut habis. Jangan sampai gas juga menjadi langka di pasaran, harganya harus stabil," tuturnya.
Terpisah, Agung, 34, salah seorang nelayan dari Kecamatan Sungai Kakap mengaku sangat menyambut baik apa yang dilakukan pemerintah Kubu Raya. Dia berharap bisa segera menggunakan gas elpiji sebagai pengganti BBM pada perahu bermotornya.
"Kalau pakai BBM biaya yang harus dikeluarkan sangat besar. Saat bensin Rp4.500 perliter saja saya harus mengeluarkan biaya Rp200 ribu untuk sekali melaut, padahal hasil tangkapan belum pasti apa lagi kalau BBM naik, tentu itu akan semakin mengurangi pendapatan saya dan nelayan lainnya," katanya saat di temui di kediamannya di Desa Sungai Kakap, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.
Agung berharap, jika bisa menggunakan bahan bakar gas, dia dan rekan-rekannya yang lain bisa mengeluarkan anggaran lebih kecil untuk melaut.
"Masalah kita selama ini hanya mahalnya harga BBM dan perubahan cuaca yang tidak menentu, makanya kami nelayan yang berada di daerah pesisir sulit untuk meningkatkan perekonomian. Jangankan untuk memperbaiki rumah kami yang sudah banyak yang rusak, untuk makan sehari-hari saja sulitnya minta ampun," kata Agung.
Hal serupa juga disampaikan oleh Buyung, nelayan lainnya dari Kecamatan Sungai Kakap. Dia berharap pemerintah Kubu Raya bisa segera membantu masyarakat nelayan, untuk meningkatkan perekonomian.
"Kita tunggu lah terobosan pemerintah Kubu Raya itu, mudah-mudahan dengan menggunakan BBG pada perahu bermotor milik kami, kehidupan kami bisa lebih baik. Kalau pemerintah berpihak kepada rakyat, tentu kami akan sangat berterimakasih," katanya. (ROx)